Sejak kecil sampai sekarangpun sering terdengar pesan
Nabi “ Surga itu dibawah telapak kaki ibu” Ini mengindikasikan bahwa
strata seorang ibu dalam kaca mata agama sangat diagungkan dan dimuliakan.
Surga yang berada ditelapak kaki ibu sebagaimana pesan
Rasulullah saw, ditafsirkan surga berada ditelapak kakinya. Namun, ini
merupakan ilustrasi bahwa kesempatan dalam mendapatkan kebaikan dan pengarahan
adalah ada pada ibu. Oleh karena itu, Ibu adalah sosok signifikan dalam menentukan
arah kehidupan seorang anak
Seorang ibu ibarat nahkoda kapal yang menentukan tujuan
dan arah kemana kapal akan melaju. Sehingga dalam pesan
ulama menyatakan” Ibu adalah pendidik dan sekolah pertama yang didapat
seorang anak”. Dengan demikian, sungguh kiranya seorang ibu harus mampu
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak dengan nilai-nilai agama,
sosial, lingkungan dan sebagainya.
Pengajaran dan Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan merupakan komponen yang
berbeda, Pengajaran adalah memberikan pemahaman dan mengajarkan nilai, moral,
dan hal-hal yang menyangkut tentang etika secara universal. Sedangkan
pendidikan memberikan sebuah gambaran hidup yang pijakannya lebih pada kesuksesan hidup. Maka
sering kali istilah yang digunakan “kurang ajar” ketika seseorang berprilaku
buruk didepan orang lain bukan kurang pendidikan..
Konsekuensi logisnya adalah apapun yang didapat anak dari
sang ibu, maka itulah yang akan menjadi bingkisan dan kado yang akan selalu
membuntuti dan terekam dalam benak sang anak dalam mengaruhi derasnya arus
kehidupan.
Dibalik itu semua, hubungan harmonis dan seimbang harus
pula terjalin dari keduanya. Artinya, dengan pengajaran dan pendidikan yang
diberikan seorang ibu pada anak, maka kewajiban akan menghormati dan tunduk padanya
adalah suatu hal yang mutlak.
Ibu sebagai Sejarah Hidup
Mengapa kemudian ibu itu dikatakan sebagai sejarah hidup?
Pertanyaan ini sebenarnya sudah terjawab dibenak pembaca semua, karena berkat
perjuangan ibulah hidup ini dapat dinikmati. Namun sekedar membangkitkan
sensibilitas kita semua, seseorang bisa sukses, berkarier dan menikmati
keglamouran dunia akibat dukungan do’a, materi dan perjuangan dari kedua orang
tua dalam hal ini ibu.
Sehebat dan secerdas apapun seseorang dalam hidup ini, tidak akan menikmatinya tanpa perjuangan seorang
ibu. kalaupun bisa sekaya dan sebanyak apapun harta yang mereka miliki pasti
dunia ini akan terasa sempit dan susah. Terimah kasih ibu...!
Itulah sebabnya, dalam literatur arab ibu adalah “ummu”
yang berarti pemimpin. Dalam sebuah negara, hancur atau suksesnya negara
itu tergantung kepada pemimpin negara itu sendiri. Begitu pula seorang ibu,
posisi sebagai seorang pemimpin adalah signifikan terhadap pola berpikir
seorang anak.
Menghormati seorang ibu dalam ajaran agama bukan hanya
karena persoalan ibu mengandung selama sembilan bulan, memberikan ASI dan
sebagainya, melainkan penciptaannya untuk menjadi seorang pemimpin bagi
anak-anak mereka.
Begitu kuatnya hubungan emosional antara anak dengan ibu,
dapat direnungkan ketika kita ada dalam masalah atau ditimpa musibah, maka yang
akan teringat dan sering disebutkan adalah kata “Ibu” bapak jarang sekali
terucapkan. Namun, bukan berarti bapak itu bukan seorang sejarah hidup, tapi
ikatan emosional antara anak dengan ibu sangat kuat dan kental, Ini pula
mengapa dalam tubuh ibu disebut dengan “rahim” yang secara makna berarti
kasih penulisng. Hal demikian mengindikasikan bahwa perjuangan sang ibu penuh
dengan kasih penulisng dalam menuntun
sang anak.
Materi tidak cukup untuk membalas semua perjuangan ibu, sebesar
apapun materi yang diberikan kepadanya, sekali lagi manusia tidak akan mampu
untuk membalasnya.
Bahkan dalam pesan agama dikatakan “anak
akan bisa membalas semua perjuangan sang ibu, kalau dia mampu mengandung
kembali orang tuanya selama sembilan bulan” Namun ini adalah hal yang
transedental.
Bukan berarti agama tidak menganjurkan kepada manusia untuk tidak berbakti
kepadanya, melainkan hilangkan asumsi untuk membalas jasa-jasa mereka. Cukuplah buat dia tertawa dan tersenyum
dengan memperlihatkan hal-hal yang positif terhadap apa yang pernah ia ajarkan
dan titipkan
*Mahasiswi Tafsir Hadis dan Kader HMI KOMFUF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar